Aku harap ini bukan cinta
Tapi disisi lain, aku merasa bahagia dengan rasa ini
Aku bisa bertemu dengan laki-laki yang baik. Walau sikapnya mulai berubah menyebalkan akhir-akhir ini, tapi aku yakin di dalam hatinya tetaplah dirinya yang dulu. Yang berhasil membuatku simpati, dan sampai sekarang rasa itu semakin berkembang.
Awalnya, aku hanya merasa bahagia di dekatnya, bisa tertawa setiap mendengar dagelannya. Rasa yang biasa aku alami bersama sahabat2ku lainnya. Tapi kali ini berbeda, rasa ini lebih dari sekedar rasa untuk sahabat. Tanpa aku sadari, perlahan-lahan aku mulai menyukainya.
Aku menyukainya, karena dia adalah dia. Entah apa alasannya, yang pasti aku bahagia melihatnya bahagia, aku ikut sedih ketika melihatnya sedih, dan seringkali dia -tanpa dia sadari- menghapus kesedihanku dengan tawanya.
Namun yang membuatku ragu adalah keadaan antara aku dan dia. Keadaan yang tidak memungkinkan aku dan dia untuk menjadi kami.
Secara logika, berkali-kali aku meyakinkan diri untuk menghapus rasa ini, bahwa rasa ini akan berakhir dengan paksa pada akhirnya.
Tapi hati ini, hati ini memilih untuk bertahan. Mengunci rapat2 pintunya agar dia tidak keluar dan tidak ada orang lain yang dapat masuk.
Kamu laki-laki hebat, tapi aku dan kamu tak mungkin dapat saling memiliki. Meskipun kamu juga punya rasa yang sama denganku.
Tapi disisi lain, aku merasa bahagia dengan rasa ini
Aku bisa bertemu dengan laki-laki yang baik. Walau sikapnya mulai berubah menyebalkan akhir-akhir ini, tapi aku yakin di dalam hatinya tetaplah dirinya yang dulu. Yang berhasil membuatku simpati, dan sampai sekarang rasa itu semakin berkembang.
Awalnya, aku hanya merasa bahagia di dekatnya, bisa tertawa setiap mendengar dagelannya. Rasa yang biasa aku alami bersama sahabat2ku lainnya. Tapi kali ini berbeda, rasa ini lebih dari sekedar rasa untuk sahabat. Tanpa aku sadari, perlahan-lahan aku mulai menyukainya.
Aku menyukainya, karena dia adalah dia. Entah apa alasannya, yang pasti aku bahagia melihatnya bahagia, aku ikut sedih ketika melihatnya sedih, dan seringkali dia -tanpa dia sadari- menghapus kesedihanku dengan tawanya.
Namun yang membuatku ragu adalah keadaan antara aku dan dia. Keadaan yang tidak memungkinkan aku dan dia untuk menjadi kami.
Secara logika, berkali-kali aku meyakinkan diri untuk menghapus rasa ini, bahwa rasa ini akan berakhir dengan paksa pada akhirnya.
Tapi hati ini, hati ini memilih untuk bertahan. Mengunci rapat2 pintunya agar dia tidak keluar dan tidak ada orang lain yang dapat masuk.
Kamu laki-laki hebat, tapi aku dan kamu tak mungkin dapat saling memiliki. Meskipun kamu juga punya rasa yang sama denganku.
Karena kita berbeda
#latepost
0 comments:
Post a Comment