Thursday, January 28, 2016

Kuliah Kedokteran?

Posted by Unknown at 6:20 AM


Aku adalah seorang mahasiswi kedokteran FK UNS tahun pertama. Baru setengah tahun aku menjalani kehidupan sebagai Medical Student. Tapi dengan pengalamanku yang baru sedikit ini, aku ingin berbagi cerita kepada kalian. Iya, kalian yang mungkin ingin masuk kedokteran atau mungkin hanya sekedar ingin tahu tentang kehidupan mahasiswa/I kedokteran.

Dulu aku tak memiliki keinginan untuk masuk kedokteran, ortuku pun tak pernah memintaku untuk masuk kesini. Waktu kelas XI yang aku pikirkan ketika ingin kuliah dimana adalah yang penting keterima snmptn dimana deh. Asal keterima aja.

Tapi kemudian aku mikir, kuliah bukan masalah main-main. Kuliah itu menentukan nasibku untuk jangka yag panjang. Saat itulah aku mulai benar-benar berpikir tentang kuliah. Pertama, nilaiku yang bagus adalah biologi dan kebetulan aku menyukainya. Walaupun itu baru terjadi ketika SMA. Ketika SMP kelas 1, aku sangat benci biologi dan kimia karena nilaiku jeblok. Namun entah kenapa, semua itu pelan-pelan berubah. Aku malah menyukai kedua bidang itu. Dari situlah aku mencari jurusan apa yang identik dengan biologi dan kimia. Sekaligus tidak berhubungan dengan matematika dan fisika. Mengingat nilai matematika kelas 3 ku semakin menurun dan membuatku badmood :”. Jurusan-jurusan yang aku temukan selalu berkaitan dengan kesehatan dan kehutanan. Saat itu aku sudah sempat kepikiran untuk masuk kedokteran tapi melihat panjangnya tahap untuk menjadi dokter, aku mundur apalagi masalah biaya, hiiii aku udah keder duluan.

Kemudian aku tanya-tanya dengan temanku, beberapa dari mereka mengusulkan masuk kedokteran, yang lain mengusulkan jurusan-jurusan lain. Tapi aku masih ragu. Lalu aku bertanya kepada orangtuaku. Mamaku setuju asal aku senang dan mampu tapi tidak dengan papaku, beliau menentang. Mungkin masalah biaya karena yaa aku hanya orang dari keluarga yang sederhana. Lagipula, pikir papaku, kuliah itu tak begitu penting  toh buktinya banyak sarjana menganggur. Melihat itu aku mundur lagi. Yaaa malah maju mundur cantik wkwkwk.

Tak lama setelah itu ada sosialisasi bidikmisi di sekolahku. Aku mulai mengetahui apa itu bidikmisi. Yang mau tahu silahkan cek www.bidikmisi.dikti.go.id. Aku mulai merasa ada kesempatan. Kesempatan untuk kuliah gratis dan meringankan beban orangtuaku.  Namun tetap ada keraguan didiriku. Keraguan apakah aku mampu? Mengingat sekolahku bukan sekolah nomor satu yang banyak memasukkan alumni-alumni nya ke kedokteran. Hanya segelintir dari alumni yang mampu lolos. Walaupun aku mendapat dukungan dari banyak guru dan teman-teman aku tetap saja takut.

Akhirnya aku memasukkan Kedokteran FK UNS sebagai satu-satunya pilihanku di SNMPTN. Kenapa? Karena misal keterima di jurusan ke 2 atau 3 pun aku tetap akan mencoba SBMPTN dijurusan yang sama.( Perlu diketahui kalau waktu pemberkasan SNMPTN dan ujian SBMPTN saat itu bersamaan). Jadi buat apa aku memasukkan pilihan lain kalau akhirnya akan aku lepas, aku bisa saja mengambil hak orang lain yang benar-benar ingin diterima dijurusan itu tapi aku tidak mau. Kebanyakan mendukung niatku yang lain menganggapku aneh, kepedean. Justru karena aku tahu kemungkinan aku diterima dipilihan pertama itu kecil makanya aku melakukan ini. Dannnn ya aku tidak diterima melalui jaur SNMPTN. Sedih? Memang. Tapi aku tidak putus asa.

Aku belajar cukup giat untuk SBMPTN. Mendekati hari pengumuman, aku sudah pasrah. Mau diterima atau tidak itu terserah Tuhan yang penting aku sudah berusaha yang terbaik. Disaat aku sudah hampir pesimis dan merelakan mimpiku masuk kedokteran, Tuhan berkata lain. Aku DITERIMA. Seperti yang sempat aku ceritakan dipost ku sebelumnya, aku sangat bahagia. Tuhan memberiku mukjizat yang luar biasa ditambah aku lolos sebagai penerima bidikmisi. Ini bukan berkat kemampuanku tapi berkat doa teman-teman, guru-guru dan orang-orang terdekatku terutama doa Mamaku yang tak pernah putus-putus memohon kepadaNya untuk memberiku yang terbaik. Bisa kau bayangkan rasanya? Bahkan papaku yang awalnya menentang balik mendukungku. Saat proses pemberkasan, papaku lah yang selalu menemaniku kemanapun mulai dari meminta surat keterangan kelurahan, ttd ketua RT dan tetangga, samapi fotokopi ini itu. Kedua malaikat terbaikku itu selalu ada bersamaku.

Terimakasih Mama, Papa. Aku bisa sampai disini juga berkat kalian.

Lalu dimulailah masa kuliahku setelah melalui masa OSPEK yang cukup panjang dan melelahkan tapi seru dan mendidik. Menjalani masa-masa kuliah perdana, aku cukup kesulitan dengan materi yang banyak dan pola belajar yang cepat. Apalagi saat SMA aku bisa dibilang cukup santai dibanding teman-teman kuliahku yang lain. Teman-temanku berasal dari sekolah-sekolah terbaik di seluruh Indonesia. Bahkan banyak diantaranya yang mengikuti program akselerasi, RSBI maupun olimpiade. Sekolahku memang termasuk favorit tapi bukan yang terbaik. Jadi aku harus ekstra beradaptasi dengan kehidupan baruku ini, dengan pola belajar yang baru. Awalnya, aku sering remidi, nilaiku kacau, semangat belajarku turun apalagi dulu aku masuk dijajaran murid dengan nilai memuaskan. Rasanya seperti setelah berada di bagian roda tertinggi kemudian jatuh tiba-tiba kebawah. Yap benar, dunia memang terus berputar.  Aku sempat sedih bahkan hampir menyerah, aku takut mengecewakan orang-orang yang mendukungku hingga saat ini. Dan Tuhan lagi-lagi menguatkanku, aku ke Gua Maria untuk berdoa. Aku menceritakan semua keluh kesahku kepada Tuhan dan aku merasa lega. Aku mulai bangkit lagi dan memulai memperbaiki segalanya. Pelan namun pasti semangatku tumbuh lagi. Terlebih aku selalu punya orang-orang baik yang mau mendengarkanku dan menghiburku. Baik teman lama maupun teman kuliah.

Sekarang aku juga mulai menemukan pola belajar yang tepat bagiku, nilaiku membaik. Bahkan IPK ku diluar target, meskipun belum cumlaude. Tapi aku akan tetap berusaha.

Kalau tadi aku sudah cerita soal duka, tidak baik kalau aku tidak menceritakan soal suka. Karena banyak sekali suka di FK. Aku bisa mengenal banyak orang dari latar belakang, suku, agama berbeda. Mungkin karena peringkat UNS mulai bisa diperhitungkan dikancah nasional jadi teman-teman dari seluruh Indonesia berminat masuk UNS meski harus jauh dari rumah. Lingkungan UNS juga ideal untuk belajar dengan konsep Green Campus yang sedang digalakkan menjadikan UNS cukup sejuk ditengah Kota Solo yang mulai panas akhir-akhir ini. Di FK UNS juga merupakan kawasan bebas asap rokok yang menjadikan warga FK UNS dapat bernapas dengan nyaman. Untuk fasilitas dan pembelajaran, FK UNS tidak kalah dengan FK lain di Indonesia. Dengan mengusung Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Sistem Blok membuat kuliah itu tidak membosankan dan menunjang mahasiswa/I nya menjadi lebih kompeten. Ada fieldlab yang bisa jadi ajang jalan-jalan, ada skillslab dimana mahasiswa/I mengasah kemampuannya sebagai dokter dalam menangani pasien, ada juga diskusi tutorial dimana kita bisa belajar dan memperdalam pengetahuan kita dibidang kedokteran secara lebih nyata karena kita langsung studi kasus, dll. Untuk info lebih lanjut cek fk.uns.ac.id.

Suka yang lain diluar perkuliahan adalah…… mahasiswa/I nya kece-kece haha. Sebagai perempuan tentu aku suka melihat laki-laki yang tampan. Dan disini banyak yang ganteng, keren, pinter lagi. Jadi masuk kedokteran juga memperluas mendapat jodoh yang kece dan sukses, baik sesama dokter atau orang-orang sukses dibidang lain. Pengalaman yang sudah-sudah sih begitu.

Tak bisa dipungkiri mahasiswa/I kedokteran sampai saat ini juga masih masuk dalam kategori calon mantu idaman. Jadi ya setidaknya kalau dikenalkan dengan orangtua pacar mampu membuat mata mereka berbinar ketika mereka mendengar kita bilang “Sekarang saya kuliah di kedokteran tante, om” lah.

Selain itu, menjadi mahasiswa/I kedokteran membuatku semakin menghargai raga yang sudah Tuhan beri ini. Aku jadi mengetahui bahwa tubuh kita sudah dirancang sedemikian sempurna oleh Tuhan. Banyak sistem-sistem yang sangat rumit ditubuh kita. So, sayangilah tubuh Anda dan Anda sudah menghargai karya besar Tuhan. Kalau dulu motivasiku masuk kedokteran tidak jelas. Semakin kesini aku makin menemukan tujuanku. Aku ingin membuat orang bahagia, aku ingin bisa bermanfaat dengan ilmu dan kemampuan yang aku miliki. Menjadi dokter itu bukan pekerjaan main-main. Ini berkaitan dengan nyawa. Salah sedikit nyawa pasien bisa melayang ditangan dokter. Aku ingin bisa melihat pasienku kelak yang mungkin datang dengan ekspresi kesusahan, kesakitan berubah menjadi senyum cerah ketika dia hendak pulang dengan penyakitnya yang dapat aku tangani dan mengatakan “terimakasih, dok” mungkin simple tapi membayangkannya saja aku sudah bahagia. Sedikit-sedikit aku sudah mulai merasakannya saat baksos, kami para maru bisa kontak langsung dengan pasien walau hanya mengukur tensi, nadi, membungkus obat dan memberikannya kepada pasien serta melihat dokter-dokter dan kakak tingkat melakukan pengobatan gratis. Kadang kami mendapat ucapan terimakasih yang tulus dari pasien, ya walaupun belum dipanggil ‘dok’ pastinya. Begitu pula saat fieldlab di posyandu kami bertemu dengan ibu hamil, ibu-ibu muda dan anak-anak mereka, kami mengukur tinggi/panjang badan, berat badan, apakah mereka cukup gizi atau tidak, memberi edukasi kepada orangtua dan ibu hamil. Kontak dengan masyarakat sebagai tenaga kesehatan itu memang beda rasanya dibanding kuliah. Lelah tapi menyenangkan. Disana kami benar-benar mempraktekkan ilmu kami secara langsung bukan kepada manekin tapi manusia yang sifatnya berbeda-beda dan sulit ditebak.

Kepada kalian teman-teman yang sedang menjalani kuliah dikedokteran atau ingin kuliah dikedokteran, aku berpesan tolong lurusin dulu niatnya. Karena yang niatnya tidak benar, kemungkinan besar tidak akan bertahan lama. Menjadi dokter itu bukan pekerjaan main-main. Ini berkaitan dengan nyawa. Salah sedikit nyawa pasien bisa melayang ditangan dokter. Masuk kedokteran bukan tentang gaji dokter yang besar karena kalau bicara uang, gaji dokter juga tidak serta-merta setimpal dengan uang yang dikeluarkan semasa kuliah hingga menjadi dokter juga dengan usaha dan keringat yang dikeluarkan dokter untuk menangani pasiennya. Bukan juga tentang gengsi, memang status social kalian akan naik tapi tanggungjawab yang kalian emban juga akan bertambah. Perlu diingat juga dokter bukan penyembuh, kesembuhan tetap berada ditangan Tuhan, dokter hanya perantara. So, jangan congkak.

Pesanku juga adalah jangan mudah menyerah, kalian mungkin akan sering menghadapi kegagalan tapi ingatlah niat kalian, kenapa kalian memulai, kenapa kalian bertahan. Kalian mungkin akan dihadapkan dengan orang-orang yang meragukan kalian. Jangan takut, Tuhan bersama kalian. Raihlah mimpi kalian jangan biarkan ada yang menghalangi. Jangan pernah berhenti sampai Tuhan berkata “Waktunya pulang” . Pesanku yang ini lebih universal ya, tak hanya untuk mahasiswa/I kedokteran atau murid kelas 12 yang ingin masuk kedokteran. Tapi kalian semua yang membaca ini.
Semangat..!!!!!! ingatlah Tuhan sudah memiliki rancangan terbaik yang perlu kalian lakukan adalah berusaha, berdoa dan berserah kepadaNya.


Terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca post ku ini yang mungkin kebanyakan adalah curhatanku. Aku berharap apa yang aku tulis ini dapat bermanfaat. Maaf jika tulisanku kurang berkenan. Bagi yang ingin bertanya lebih lanjut tentang kuliah di FK UNS atau soal bidikmisi bisa  langsung comment dibawah. Selain itu aku juga menerima kritik :).

Sekali lagi terimakasih.

Berkah Dalem

3 comments:

Anonymous said...

Selamat malam kak:)
Saya mau tanya, di kedokteran itu Organisasi sangat penting ya? Terus, bagaimana dengan mahasiswa yg memutuskan untuk non-organisasi? Apa konsekuensinya? Karena saya berniat untuk tidak mengikuti organisasi apapun krn alasan tertentu. Siapa tau kakak atau teman sejawat kakak punya pengalaman yang serupa, tolong di share ya kak. Terima kasih, have a nice day! :)

Anonymous said...
This comment has been removed by the author.
Starlight on February 8, 2020 at 8:03 AM said...

Hi Kak.... aku mau tanya, biaya yang dikeluarkan untuk jurusan kedokteran kira2 berapa ya?

Post a Comment

 

VICTORY Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei