Selamat pagi, pemirsa. Kembali lagi di Seputar Indonesia Pagi hari ini Kamis, 12 Februari 2015. Selama beberapa menit ke depan saya akan
membawakan berita mengenai rencana penyelenggaraan SNMPTN yang ramah bagi difabel.
Pada Senin, 9 Februari 2015 lalu diselenggarakan diskusi sosialisasi kebijakan
seleksi SNMPTN 2015, yang digelar Sindonews di auditorium Gedung Sindo, Jakarta. Dari diskusi sosialisasi
tersebut disosialisasikan bahwa pendaftaran
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015 akan dimulai pada
13 Februari 2015, sedangkan pengisian verifikasi pangkalan data sekolah dan
siswa (PDSS) diselenggarakan
sejak 22 Januari hingga 12 Maret 2015. Sekretaris
SNMPTN 2015 Werry Darta Taifur menjelaskan, kriteria peserta yang dapat lolos
mengikuti SNMPTN tidak hanya berdasarkan nilai ujian di sekolah, tapi prestasi
lain misalnya hafiz Quran atau yang lainnya. Selain itu, calon peserta harus
memiliki prestasi akademik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
masing-masing PTN.
Menurut Ketua
Umum Panitia Nasional SNMPTN-SBMPTN 2015 sekaligus Rektor
Universitas Negeri Yogyakarta Prof Rochmat Wahab, penyelenggaraan SNMPTN harus
memenuhi prinsip adil, akuntabel, transparan, dan tidak diskriminatif dengan
tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat
kemampuan ekonomi calon mahasiswa serta tetap memperhatikan potensi calon
mahasiswa dan kekhususan perguruan tinggi.
Perguruan
tinggi sebagai penyelenggara pendidikan setelah pendidikan menengah, menerima
calon mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi dan diprediksi akan berhasil
menyelesaikan studi di perguruan tinggi berdasarkan prestasi akademik. Siswa
yang berprestasi tinggi dan secara konsisten menunjukkan prestasinya tersebut
layak mendapatkan kesempatan untuk menjadi calon mahasiswa melalui SNMPTN tidak
terkecuali para difabel.
Direktur
Eksekutif Yayasan Mitra Netra, Bambang Basuki, mengemukakan bahwa selama ini kaum difabel kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam
banyak segi kehidupan sosial. Mereka dianggap tidak mampu melakukan pekerjaan
yang dilakukan orang normal. Beliau menghimbau agar tidak ada
diskriminasi dalam penyelenggaran SNMPTN.
Prof Rochmat
Wahab memastikan pihaknya akan memperhatikan penyandang difabilitas dan melibatkan penyandang difabilitas seperti
Bambang Basuki dalam menyusun persyaratan teknis SNMPTN.
Panitia akan
menyiapkan pembimbing khusus bagi penyandang difabel untuk membacakan soal atau
memberi waktu yang lebih panjang mengingat cara membaca braile bagi penyandang
tunanetra membutuhkan waktu lebih lama dibanding orang normal.
Sekian berita dalam Seputar Indonesia Pagi hari ini. Saya Irene, mohon undur diri. Selamat beraktivitas dan sampai jumpa.
1 comments:
gak bisa dicopy-paste kak?
Post a Comment